Ketapang, Metrokalbar.com – Kepala Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divrei Ketapang, Jusri Pake mengaku, sejak tiga bulan terakhir ketersediaan stok gula pasir di gudang Bulog Ketapang sudah tidak tersedia.
Hal ini menurutnya, berkibat terjadinya kenaikan harga perkilo gula pasir ditingkat pengecer yang telah mencapai Rp 19 ribu.
Ia menjelaskan, bukan hanya Bulog Ketapang yang tidak memiliki ketersediaan stok gula, namun dikatakannya hal tersebut terjadi pada Bulog Divrei Pontianak.
“Jika bulog sudah ada stok, saya yakin harga gula di pasaran pasti turun, sebab kita akan lakukan operasi pasar khusus gula. Kalau sekarang kami tidak bisa apa-apa, karena stoknya kosong,” ungkap Jusri di baru-baru ini.
Lebih lanjut, Jusri menilai bahwa kenaikan harga perkilonya gula saat ini bukan disebabkan tidak adanya stok dan permainan oknum, melainkan karena faktor kondisi.
“Sementara bulog sendiri, dalam menampung gula tidak seperti beras yang merupakan tugas pokok. Untuk gula, dalam kondisi tertentu juga kita sebar ke agen ataupun swasta,” tuturnya.
Terhadap ketersedian stok gula pasir, Jusri menjelaskan, kemungkinan bulan April atau Mei 2020 ini baru dikirim sekitar 200 ton. Untuk itu ia berharap kepada agen di Ketapang yang saat ini masih memiliki stok agar tidak menjual gula terlalu tinggi.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Ketapang, H Mathoji mengingatkan kepada para agen, distributor dan pengecer kebutuhan pokok di Ketapang yang masih memiliki stok gula pasir untuk tidak memainkan harga, atau menjualnya terlalu tinggi.
“Pemda sudah mengeluarkan himbauan melalui surat edaran agar pebelian dan penjualan barang kebutuhan pokok dilakukan secara bijak dan wajar. Kita harap himbauan itu dapat dilaksanakan,” tegasnya.
Untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, ia meminta instansi terkait agar terus memantau perkembangan harga di tingkat pasar, khususnya gula.(Bd)
