Buka Gawai Dayak, Bupati : Merawat Akar Budaya di Tengah Modernitas
METROKALBAR, Ketapang – Suasana sakral dan meriah menyatu dalam pembukaan Pekan Gawai Adat Dayak ke-5 Dewan Adat Dayak (DAD) Kecamatan Nanga Tayap yang digelar di Desa Pangkalan Suka.
Bupati Ketapang, Alexander Wilyo, S.STP., M.Si., yang juga bergelar Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik, secara resmi membuka acara tersebut dalam prosesi adat yang penuh penghormatan, pada Minggu (18/5/25).
Kehadiran Bupati disambut dengan prosesi tampung tawar dan pancung buluh muda, diiringi tarian-tarian adat khas Dayak yang memukau para tamu undangan.
Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada seluruh panitia dan masyarakat Nanga Tayap atas terselenggaranya acara ini.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada panitia penyelenggara, khususnya Kepala Desa Pangkalan Suka, para domong, Ketua DAD Kecamatan, dan seluruh masyarakat Nanga Tayap,” ujarnya.
Bupati menekankan pentingnya makna ritual Sapat Tahon sebagai wujud syukur atas hasil panen dan permohonan berkah untuk musim tanam berikutnya. Ritual memasukkan padi ke jurong ini, menurutnya, bukan sekadar tradisi, namun bagian dari filosofi hidup masyarakat Dayak yang erat dengan alam.
“Hidup di kandung adat, mati di kandung tanah, karosek mula tumbuh, tanah mula menjadi,” ujar Bupati.
Bupati juga menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Ketapang dalam mendukung pelestarian budaya, mengayomi, dan melindungi seluruh tradisi dan kearifan lokal suku-suku yang ada di Kabupaten Ketapang.
Acara pembukaan dihadiri oleh Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, perwakilan instansi pemerintah, TNI/Polri, tokoh adat, tokoh masyarakat, serta pimpinan perusahaan dan berbagai paguyuban etnis di Kecamatan Nanga Tayap. Kehadiran para tamu tersebut menunjukkan tingginya dukungan terhadap upaya pelestarian budaya lokal.
Pekan Gawai Adat Dayak ini dijadwalkan berlangsung hingga 24 Mei 2025 dan diharapkan menjadi ruang perayaan budaya sekaligus memperkuat persatuan di tengah masyarakat. Sebagai penanda resmi pembukaan, Bupati memukul gong sebanyak tujuh kali, menandai dimulainya rangkaian kegiatan adat yang sarat makna.






